Selasa, 10 Juni 2008

KETIKA BBM JADI AKTOR PERAN

solusi jangka panjang yang efektif

topik : Menyikapi Tanggapan Rakyat Dan Solusi Tepat Pemerintah


Kalau dilihat dari persentase kenaikan harga bbm saat ini yang mencapai angka 30% memang terasa tinggi karena saat ini adalah masa dimana semua harga merangkak naik ditambah lagi lagi sulitnya lapangan pekerjaan yang tersedia .Kalau ada pun mungkin hasil yang didapat belum dapat menutupi kebutuhan hidup saat ini .Contohnya saja banyak buruh pabrik yang rame rame berdemo menuntuk kenaikan upah mereka.Itu kan gambaran para buruh toh meskipun kecil mereka punya pekerjaan.Nah kalau yang nggak punya pekerjaan gimana ceritanya ? Lain lagi kan.Bahkan ada buruh yang sampai rela pergi langsung pergi ke kantor DPR untuk meminta kenaikan UMR .Dari situ kita bisa melihat bahwa kenaikan bbm bisa berdampak secara langsung pada masyarakat yang ekonominya dibawah rata rata.Lah terus salah siapa ?.Kalau anda tanya pada sebagian masyarakat pasti jawabannya pemerintah yang salah karena mereka mungkin tidak tahu kondisi perdagangan minyak yang sedang bergejolak saat ini.

Padahal kalau saja kita mau berfikir sedikit lebih terbuka dalam arti pemikiran lebih ke logika kita seharusnya sudah bersyukur karena harga minyak yang bayar jauh di bawah standart harga minyak internasional saat ini.Bayangkan saja jika harga minyak tanah yang kita beli berkisar antara Rp 2500;- s/d Rp 4500;- padahal harga minyak tanah saat ini mencapai belasan ribu rupiah jika mengacu pada harga internasional.Kalau setip liter disubsidi dengan kisaran Rp 9000;- s/d Rp 10.000;- berapa besar subsidi yang dikeluarkan pemerintah untuk satu warga desa,kota .bahkan seluruh indonesia.Berapa triliun yang dikeluarkan per hari lalu kalau dikalkulasikan dalam satu tahun jadi berapa?. Dari tulisan saya tadi memang seakan akan saya tidak kecewa dengan kenaikan harga BBM,siapa bilang ? Saya juga wong cilik kok .Kalu ini jalan terbaik untuk memejukan perekonomian negara agar tidak menanggung banayak defisit ya nggak apa apa .Tapi yang saya mau adalah program apa yang disiapkan pemerintah untuk menanggulangi dampak negatif yang akan terjadi nanti.

Bagaimana dengan BLT yang digadang gadang bisa dipakai sebagai uang “kaget” dalam menyikapi keluhan masyarakat yang bertubi tubi itu.Kalau saya pribadi itu belum bisa atau bahkan tidak bisa “mumpuni” karena dari segi porsi dan “term of service”itu hanya bersifat instan dan yang saya takutkan lagi penyalurannya yang belum maksimal karena data penerima “uang kaget” mengacu pada tahun2005 dimana pada jangka waktu 3 tahu banayak hal yang bisa berbah mulai dari harta, status ,kondisi ,sampai yang hidup pada 2005 lalu bisa saja sudah “pulang”ke sissiNya.Lah terus solusinya gimana lo ?.Menurut saya gimana kalo pemerintah memberlakukan smarta card secepanya karena kalau tidak subsid yang diberikan malah akan dinikmati(sebagian besar) oleh orang kalangan “gelas kaca”.Atau naikkan saja harga BBM sesuai standart international dengan pengecualian subsidi akan tetap diberikan pada pemegang kartu smart card yang benar benar perlu untuk dibantu.Dari uang subsidi yang dihemat tadi sebaiknya dipakai memberi suplai dan bagi usaha mikro ,kecil ,menengah yang dinilai potensial dalam bentuk pinjaman .Dengan langkah itu saya rasa pemerintah bisa “menyelam sambil minum air” kenapa ok gitu ? Karena selain menghemat uang negara,mengurangi defisit juga bisa mengurangi pengangguran .Bila usaha yang telah dibantu “mengembangkan sayap” tadi berkembang otomatis mengurangi pengagguran dong .

Kalau sekedar menulis blog seperti saya meemng mudah tapi pemerintah harus putar otak melekukan semua ini.Ya kembali lagi mereka digaji kan ntuk menyejahterahkan indonesia toh dan saya yakin mereka bukan orang orang bodoh, beliau adalah “human resources” terdidik dan terlatih sehingga saya bisa mengharapakan tindakan yang bermanfaat bagi nusa dan bangsa
Saya juga manusia kalo mau kritik gpp kok saya balas pasti tanggapannya atau langsung ke e-mail saya d ela_cofee@yahoo.com

1 komentar:

Anonim mengatakan...

huebat banget